Ilustrasi Tabung Oksigen
Ilustrasi Tabung Oksigen

Pikir Dulu Sebelum Impor Oksigen

Opini – Dampak  melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia mengakibatkan permintaan oksigen dalam tabung meningkat. Bahkan di beberapa daerah seperti DKI Jakarta masyarakat harus rela ngantri terlebih dahulu untuk mengisi tabung oksigen.

Menanggapi hal itu pemerintah tidak tinggal diam. Rencananya dalam waktu dekat pemerintah melalui Kementrian Kesehatan (Kemenkes) akan mengimpor oksigen dari luar negeri. Karena jika permintaan miningkat terus, produksi dalam negeri tidak mampu mencukupi kebutuhan medis baik untuk stok rumah sakit maupun untuk rumahan.

Kemenkes juga mengaku sudah koordinasi dengan Kementrian Perindustrian (Kemenperin) terkait rencana itu. Bahkan sudah ada kesepakatan untuk mengalihkan kuota oksigen industri ke medis.

Kemenperin sendiri akan memantau terlebih dahulu seberapa banyak kebutuhan dalam negeri. Pihaknya akan menghitung terlebih dahulu berapa tinggi permintaan dan berapa jumlah yang bisa produksi.

Adanya rencana tersebut langsung mendapat komentar dari masyarakat luas. Pasalnya tidak semua daerah mengalami kekurangan stok oksigen. Beda orang beda komentar, ada yang menganggap itu sudah settingan pemerintah, ada pula itu jalan cari untung dari kemenkes . Bahkan tidak jarang warga menuduh rencana impor hanya keinginan pemerintah sendiri untuk kepentingan segelintir orang saja.

Banyaknya komentar negatif rencana tersebut, karena sudah berulang kali pemerintah buat kebijakan impor tapi yang untung bukan rakyat. Misal kebijakan impor beras ketika mendekati musim panen, justru malah merugikan petani gabah. Lainnya, impor daging sapi, malah dikorupsi. Satu lagi yang tidak kalah mengundang komentar, Indonesia negara maritim kaya akan lautnya yang menghasilkan garam, bisa-bisanya juga mengimpor garam.

Intinya sebab sering impor dan masyarakat merasa tidak mendapat manfaatnya, itu menjadikan kepercayaan rakyat terhadap kebijakan pemerintah berkurang. Seyogyanya pemerintah memikirkan secara matang-matang sebelum mengeluarkan rencana. Jangan sampai baru berencana saja sudah dapat berbagai komentar negatif dari rakyat. Tentu itu mengurangi citra baik negara.

BACA JUGA  Urgensi pembentukan Dirjen Wisata Halal

Masalah kurangnya stok oksigen dalam tabung. Agaknya terlalu berlebihan kalau langsung impor. Penulis lebih sepakat kepada Kemenperin, pantau dulu, pahami lebih lanjut, karena untuk impor juga membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Kemenkes harus memikirkan itu. Sebab negara sudah mengeluarkan banyak uang untuk menangani Covid-19. Dari pada impor, lebih baik meningkatkan produksi dalam negeri, kalau bisa.

Hal itu sudah dicontohkan PT Samator Wase Gas yang ada di Bojonegoro. Pabrik tersebut melaporkan, telah meningkatkan produksi tabung oksigen hingga 300 persen dari biasanya. Itu dilakukan karena permintaan langganan PT tersebut meningkat.

Jika setiap pabrik mampu meningkatkan produksinya hingga 200 sampai 300 persen. Tuntu produksi dalam negri saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan medis. Apa lagi sudah ada kesepakatan pengalihan dari oksigen industri ke medis. Jadi kalau itu bisa Kemenkes tidak perlu repot-repot untuk ngurusi impor.

Penulis : Redaksi Berita Pantura

Check Also

Penjelasan Dokter Soal Mata Buta Setelah Vaksin

Penjelasan Dokter Soal Mata Buta Setelah Vaksin

Malang — Dokter spesialis mata RSUD Saiful Anwar Malang Wino Vrieda menjelaskan bahwa tim dokter …

Beda Pendapat Bupati dan Kapolres Pekalongan Terkait Tingginya Harga Oksigen

Pekalongan – Satu set tabung oksigen satu kubik senilai Rp 6,8 juta jadi sorotan di …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *